Kebiasaan cheating di sekolah
Ini baru cheating aja. Masi ada lagi kecurangan yang terjadi di sekolah.
Disini saya akan berbagi pengalaman hidup saya mengenai pendidikan yang sudah saya lalui. Betapa sucknya pendidikan yang sama jalani.
ini hanya gambar ilustrasi
Disini saya akan berbagi pengalaman hidup saya mengenai pendidikan yang sudah saya lalui. Betapa sucknya pendidikan yang sama jalani.
Secara keseluruhan pendidikan di Indonesia berdasarkan hafalan. Tak peduli siswa itu mengerti atau tidak tentang apa yang mereka sedang hafalkan. Mengapa demikian? Karena dari awal sistem mengajar guru juga seperti itu, mereka hanya memberikan materi dan kemudian dihafal oleh muridnya. Saat ulangan pula, guru guru disekolah juga memeberikan soal sesuai dengan apa yang dicatat, tidak ada soal yang membuat kita berpikir advance.
Sering saya tanya ke teman saya yang suka menghafal tentang apa yang saya tidak mengerti. Mereka tidak juga mengerti dan tidak peduli, toh juga tidak akan ditanyai secara mendalam saat ulangan. Saya tahu diri bahwa memang saya siswa yang tidak pandai pelajaran, apalagi dengan pelajaran menghafal. Pernah saya mendapat nilai 50 dalam pelajaran biologi. Dan pada saat itu cuma saya saja nilainya dibawah persyaratan.
Ada beberapa kecurangan yang saya temukan di sekolah. Saya sebut saja: mencontek dan kerjasama (cheating), memgetahui soal ulangan dari kelas lain (hacking), dan les di guru kelas (pay to win).
Firstly about cheating, kebiasaan ini sebenarnya sudah menjadi hal umum di kalangan siswa Indonesia. Stereotype orang orang ini ialah nilai adalah segalanya, tidak peduli cara mendapatkannya bagaimana. Pernah saya tanya mengapa harus melakukan ini, mereka menjawab "Kalau nilaiku jelek bagaimana?". Dari jawaban tersebut saya bisa menyimpulkan kalau siswa siswa di Indonesia diciptakan dan dibuat untuk tidak boleh gagal sama sekali. Lembaga pemerintahan, lingkungan dan orang tua memaksa untuk berhasil baik dari awal sampai pada tujuan yang diinginkan.
Bagaimana cara mereka mencontek dan bekerja sama? Mereka biasanya saling bertukar jawaban dan melihat catatan, buku pelajaran, dan bahkan handphone di kolong. Di sekolah saya SMP dan SMA yang melakukan praktek ini bukan hanya orang yang kurang pintar, melainkan siswa yang pintarpun melakukan ini. I have to say WTF!!! Kalian bisa bayangin tidak, sudah pintar plus cheating. How you can defeat them with your tiny power. Ranking 1 umum lho yang melakukannya. "Ah sok tau yang buat post ini" (sebagian reader). Well, saya sekelas dengannya dan sebangku dengannya. Bagaimana saya tidak tahu mengenai hal itu.!
Di kelas pasti ada bakat pelajarannya masing masing, dan mereka membuat suatu community yang memilili bakat yang berbeda beda. Misal kalo ulangan matematika, siswa yang jago bidang itu akan menjadi sumber jawaban jawaban yang sulit bagi perkumpulan mereka. Bidang agama ada juga, bahasa bali ada juga orang berbakat dan beberapa bidang lain. Jika anda orang biasa biasa saja yang ingin masuk ranking 10 besar. Sorry to say, hampir mustahil kalo ada community itu di sekolah kalian.
Dan kampretnya lagi jika mereka tidak tahu mereka masih punya opsi untuk membuka hp dan contekan, what a cruel world. Tapi usaha mereka itu tergantung dengan pengawas saat itu. Kalo killer ya nasib, kalo baik ya syukur.
Comments
Post a Comment