Teks observasi : Jegog

Teks ini dibuat untuk memenuhi tugas sekolahan pada tahun 2016. uccchh. Banyak sumber tentunya di internet yang saya jadikan referensi dan seorang kiyang (kakek) dijadikan narasumber bertempat tinggal di desa Banyu Biru. Kakek itu bernama kakek Raken.



Jegog adalah suatu instrumen musik yang berasal dari bunyi bambu yang dipukul. Kesenian ini hanya ada di Kabupaten Jembrana dan sudah menjadi kesenian khas di daerah tersebut. Kesenian jegog diciptakan pertama kali oleh seorang seniman yang bernama Kiyang Beliduh pada tahun 1912 di Desa Dangintukadaya. Beliau menggunakan ‘tiing betung’ yang berukuran besar sebanyak 7 bilah. Masyarakat Jembrana menamakan jegog yang diambil dari perangkat instrumen paling besar yaitu jegogan. Pemain yang dibutuhkan untuk memainkan jegog secara utuh sebanyak 15 orang. Jegog terdiri dari gangsa atau barangan, kantilan atau kancil, suir, kuntung atau celuluk, undir, dan jegogan atau cublag.


Jegog terdiri dari 2 baris perangkat di depan. Perangkat jegog pada baris pertama yaitu gangsa. Dalam 1 perangkat jegog terdapat 3 buah gangsa yang dimainkan masing masing 1 orang. Gangsa berfungsi sebagai pemberi aba-aba dalam memulai pertunjukan atau sebuah lagu. Diameter bambu yang digunakan berkisar antara 13 cm sampai 9 cm. Pada baris kedua terdapat kantilan sebanyak 3 buah masing masing 1 orang pemain. Dalam pertunjukan kantilan berfungsi sebagai pemberi variasi nada. Diameter yang digunakan berkisar antara 10 cm sampai 9 cm.
Pada bagian tengah terdapat suir dan celuluk. Letak suir berada ditengah tengah yang diapit oleh 2 celuluk di samping kiri dan kanan. 3 perangkat suir dimainkan oleh 3 orang juga. Fungsi suir sebagai penguat suara lagu dan pemberi variasi karena nadanya yang tinggi. Bambu yang digunakan berdiameter berkisar antara 9 cm sampai 7 cm. sementara celuluk terdiri dari 2 perangakat. 2 perangkat tersebut mempunyai fungsi sebagai pembawa melodi. Diameter bambu biasanya digunakan antara 13 cm sampai 10 cm.
Pada bagian belakang terdapat jegogan dan undir . Jegogan adalah sebuah sebuah perangkat bambu paling besar yang ditaruh ditengah dan diapit oleh undir di sampingnya. Tidak seperti perangkat lainnya, jegog dimainkan oleh 2 orang yang 1 orang disebelah kiri bertugas memukul nada rendah sementara 1 orang lagi disebelah kanan bertugas memukul nada tinggi. Pemain yang memainkan jegogan duduk diatasnya yang sudah disediakan tempat duduk. Fungsi jegogan sebagai pembawa melodi hanya saja lebih jarang dari celuluk dan undir. Diameter perangkat ini berkisar antara 17 cm sampai 15,5cm. Fungsi undir sama dengan celuluk hanya saja pukulannya lebih jarang. Diameternya berkisar antara 15 cm sampai 14 cm. Karena diameter bambu yang digunakan lumayan besar, pemain memainkannya dengan cara duduk diatasnya seperti halnya dengan jegoggan.
Pementasan jegog dapat dibagi menjadi 2 yaitu pementasan jegog biasa dan barungan. Pementasan barungan adalah sebuah pementasan pertarungan. Maksud dari pertarungan ialah mengadu kekerasan bunyi.  Pementasan barungan dipergunakan minimal 2 perangkat jegog. Tata cara pementasan barungan yaitu berhadapan satu sama lain. Suara yang mendominasi pementasan dinyatakan menang. Pementasan barungan diawali dengan tabuh truntungan sebagai ucapan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada penonton dan pecinta seni. Masing masing diberikan waktu sekitar 10 menit. Tabuh truntungan adalah tabuh yang suaranya lembut. Jegog juga dapat mengiringi tarian yang bernama sama yaitu tarian jegog. Gerakan tarian jegog tersebut diambil dari pencak silat. Jika ingin mengiri tari, jegog diberi tambahan alat musik berupa kendang 2 buah, ceng ceng 1 buah, dan kenong 1 buah.
Kiyang Beliduh menggunakan jegog sebagai pengusir burung yang memakan bulir bulir di sawah. Pada saat itu besar jegog masih kecil yang disebut dengan tingklik. Dari tingklik itulah disempurnakan menjadi jegog dengan ukuran yang lebih besar. Fungsi awal jegog digunakan sebagai hiburan para pekerja yang bergotong royong membuat atap dari pohon rumbia. Dalam perkembangannya jegog digunakan sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan. Jegog hanya bersifat menghibur tidak untuk upacara sacral seperti gamelan lain yang ada di Bali. Suara yang dihasilkan dari jegog sangat merdu dan unik sehingga menarik banyak wisatawan. Jegog memiliki peranan penting dalam perkembangan pariwisata di Bali. Jegog digunakan dalam pariwisata untuk menjamu turis di hotel maupun di event terkenal. Jegog sangat berperan untuk menjalin silaturahmi atau mempererat hubungan antar masyarakat. Saat ini jegog mulai pudar di kalangan remaja. Banyak komunitas yang dulunya aktif sekarang sudah tidak berjalan lagi. Peran remaja dalam melestarikan jegog sangat penting agar tidak punah.


Comments

Popular posts from this blog

Teks Ulasan Karya Seni (Lukisan) TOM LEA : LIFE AND WORLD WAR

Resensi Novel Tuyet

Tugas Bahas Inggris Presentating Exposition Text : Smoking Should be Banned in Public Area